Indonesia Raya
informatif dan aktual

Bocah-bocah Itu!


pedagang asongan

Suatu ketika saat aku keliling di Semarang. Di penyeberangan, jalan Pemuda, aku terkejut ketika kaca mobil yang aku tumpangi diketuk oleh jari-jari kecil. Sementara diluar hujan begitu deras menyiram wajah bumi. Lewat kaca mobil yang remang-remang itu, aku melihat seorang bocah basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tubuhnya kurus dan nampak kurang gizi. Jam tanganku menunjukkan pukul setengah dua dini hari. “Mas, ini tahu goreng masih anget, udah malam diobral mas. Beli, mas, buat bayar uang sekolah”, suara yang parau.

Dalam lamunanku, bagaimana ia bersekolah kalau tengah malam begini masih disibukkan menjajakan dagangannya? Aku bergerak meninggalkan bocah kecil itu sendirian, setelah abangku membeli beberapa buah jajanannya. Wajah bocah itu hilang ditelan garang malam.

Tetapi esoknya, bocah-bocah dengan tubuh kurus, mata cekung, rambut dekil, muncul menghiasai layar televisi. Sementara para pemimpin di singasana rakyat itu, sibuk menghisab untung hasil tanda tagannya dengan tertawa, di belakang sana, para pemirsa pun ikut terbahak menatap wajah buram bocah-bocah tak berdaya itu.

Untuk yang duduk di singasana rakyat, dan Anda yang masih bisa tertawa, pemandangan itu, akan terlihat sebegitu jelas jika sudi turun ke bawah melihat jutaan warga, tidak hanya bocah-bocah itu, namun wargamu yang tangan-tangannya melepuh dan menghitam karena mencari sesuap nasi. Tangan-tangan itu akan Anda dapatkan di pinggir jalan, pedagang asongan, nelayan, petani, pegawai pabrik atau sopir angkot. Pada tukang-tukang becak yang mengayuh pedal pada daerah yang sempit dan kumuh di sela-sela kejaran para petugas penertiban.

Gambar: disini

Belum Ada Tanggapan to “Bocah-bocah Itu!”

Tinggalkan komentar